Kamis, 05 Maret 2015

tugas sosiologi

1. SEJARAH SOSIOLOGI DIDUNIA HINGGA SAMPAI KE INDONESIA

     Sosiologi merupakan sebuah istilah yang berasal dari kata latin socius yang artinya teman, dan logos dari kata Yunani yang berarti cerita, diungkapkan pertama kalinya dalam buku yang berjudul “Cours De Philosophie Positive” karangan August Comte (1798-1857). Sosiologi muncul sejak ratusan, bahkan ribuan tahun yang lalu. Namun sosiologi sebagai ilmu yang mempelajari masyarakat baru lahir kemudian di Eropa.
    Potret Auguste Comte.
Sejak awal masehi hingga abad 19, Eropa dapat dikatakan menjadi pusat tumbuhnya peradaban dunia, para ilmuwan ketika itu mulai menyadari perlunya secara khusus mempelajari kondisi dan perubahan sosial. Para ilmuwan itu kemudian berupaya membangun suatu teori sosial berdasarkan ciri-ciri hakiki masyarakat pada tiap tahap peradaban manusia.

    Meskipun Comte menciptakan istilah sosiologi, Herbert Spencer-lah yang mempopulerkan istilah tersebut melalui buku Principles of Sociology. Di dalam buku tersebut, Spencer mengembangkan sistem penelitian tentang masyarakat. la menerapkan teori evolusi organik pada masyarakat manusia dan mengembangkan teori besar tentang evolusi sosial yang diterima secara luas di masyarakat. Menurut Comte, suatu organ akan lebih sempurna jika organ itu bertambah kompleks karena ada diferensiasi (proses pembedaan) di dalam bagian-bagiannya. Spencer melihat masyarakat sebagai sebuah sistem yang tersusun atas bagian-bagian yang saling bergantung sebagaimana pada organisme hidup. Evolusi dan perkembangan sosial pada dasarnya akan berarti jika ada peningkatan diferensiasi dan integrasi, peningkatan pembagian kerja, dan suatu transisi dari homogen ke heterogen dari kondisi yang sederhana ke yang kompleks. Setelah buku Spencer tersebut terbit, sosiologi kemudian berkembang dengan pesat ke seluruh dunia, termasuk Indonesia..

2. HASIL PEMIKIRAN AUGUSTE COMTE
     Auguste Comte dibesarkan dalam tahun-tahun setelh revolusi Perancis dan jelas-jelas dipengaruhi oleh radikalisme dan keresahan masa itu. Sumber lain yang menjadi latar belakang pemikiran Comte adalah filsafat sosial yang berkembang di Prancis pada abad ke-18, yaitu paham ensiklopedis meskipun dia kelak keluar dari aliran ini. Latar belakang lainnya adalah aliran reaksioner dari para ahli theokratik terutama yang bernama De Maistre dan De Bonald. 
     Serta latar belakang pemikiran Comte yang terakhir adalah aliran sosialistik yang terutama diprakarsai Saint Simon, Comte disatu pihak akan membangun ilmu pengetahuan sosial, dan dipihak lain akan membangun kehidupan ilmu pengetahuan sosial yang bersifat secientific.akibat dari latar belakang di atas Comte membagi sosiologi menjadi dua bagian yaitu social statis dan social dinamis. Sosial statis di sisni adalah sebagai suatu tentang hokum-hukum aksi dan reaksi antara bagian-bagian dari suatu sistem sosial. Pada dasarnya sosial statis merupakan hasil suatu pertumbuhan.
    Comte berpendapat yang terpenting dari sosiologi adalah sosial dinamis yaitu teori yang menyatakan perkembangan dan kemajuan masyarakat manusia yang menghilangkan studi tentang sejarah filsafat yang spekulatif.
      Namun pembagian tersebut bukan berarti memisahkan satu dengan yang lainnya dimana sosial statis menghasilkan pendekatan yang elementer, akan tetapi itu semua tidak akan terjadi tanpa memahami itu sebagai hasil suatu perkembangan (sosial dinamis).

a  A.   Sosial dinamis
1. The Law Of three stagesh
   hu
kum ini adalah hukum perkembangan intelegensi manusia. Hukum  ini membagi masyarakat membagi dalam tiga tahapan yaitu teologis, metafisis, dan ilmiah (positivisme) dan di dalam tahapan ini masing-masing terdapat bagian sub ordinari yang pertama teologis dibagi menjadi tiga yaitu fetishism, polytheism, dan monoteism. Ketiga tingkatan ini merupakan dasar teori yang dikembangkan oleh Auguste Comte.2. The Law of the hierarchie of the sciences
     h
ukum kedua dari sosial dinamis adalah hierarki dari ilmu pengetahuan dimana dalam pemikiran ini tidak selalu bersifat positive, seringkali masih ada pemikiran teologis.3.The Law of the correlation of pratical activities        Comte mengemukakan ada hubungan yang bersifat natural antara cara berfikir teologis dan militerisme. Menurut pemikirannnya teologis mendorong timbulnay usaha untuk menjawab semua persoalan melalui kekuatan.

4 4.  The Law of the correlation of the feeling
               Dalam hukum ini masyarakat hanya dipersatukan oleh feeling (perasaan), korelasinya antara perkembangan pemikiran manusia dengan perkembangan daripada perkembangan sosial sentiment. Dalam tahapan ini hanya terabatas dalam suatu masyarakat local atau suatu city state. Sosial sentiment berkembang secara meluas seiring dengan perkembangan agama Kristen.
                      http://nicofergiyono.blogspot.com/2013/10/pemikiran-pemikiran-auguste-comte.html